Jumat, 25 November 2011

Organ Pada Tumbuhan

Makalah oleh Frandianus Agustinus, Hapsari Nilam Ressati, Nanik Lestari, Dewi Kurnia, Ari Imelda.

Tugas Struktur Tumbuhan
STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan karunia-Nyalah, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Ada pun tema yang diangkat dalam makalah ini adalah membahas tentang “ Struktut Organ pada Tumbuhan”. Makalah ini dibuat dan dipersiapkan dalam rangka untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata Kuliah Struktur Tumbuhan.
Dalam penyelesaian makalah ini kami menyadari bahwa hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terina kasih terutama kepada Ibu Klara Niuntri, S.P sebagai Dosen Pegasuh Mata Kuliah Struktur Tumbuhan yang telah menyumbangkan pengetahuannya untuk kami, terutama pengetahuan yang berkenaan dengan tema yang dibahas dalam makalah ini, sehingga memotivasi kami untuk membahas tema ini secara lebih mendalam. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami berikan kepada teman-teman sekelas, yang sama-sama berjuang dan saling menyemangati selama proses penulisan makalah ini sampai selesainya.
Akhirnya, disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna dan masih terdapat kekurangannya. Maka dari itu, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan tulisan ini ke arah yang lebih baik. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca, terutama untuk menambah pengetahuan kita untuk mengetahui organ pada tumbuhan.

Sintang, November 2011

Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semua bagian tubuh tumbuh-tumbuhan atau sering disebut sebagai alat hara, secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan, ada bagian tubuh yang berguna untuk penyerapan, ada yang berguna untuk pengolahan, pengakutan, dan ada pula yang berguna untuk penimbunan zat-zat makanan. Jika salah satu unsur dari alat hara tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik dari bagian tubuh tumbuhan, maka jenis tumbuhan yang tidak mampu bertahan, cepat atau lambat tumbuhan tersebut akan mati, dan bukan hal yang aneh bila kita sering menjumpai hal tersebut pada tanaman. Supaya tumbuhan dapat tumbuh dengan baik, maka kita perlu mengenal bentuk dan struktur dari bagian tubuh tumbuhan tersebut. Dengan demikian dapat memperlakukan suatu tanaman dengan baik.
Dalam kalangan masyarakat luas, jika melihat suatu jenis tumbuhan, dianggap sebagai hal yang biasa, tetapi jika diperhatikan secara seksama, tumbuhan memiliki keunikannya tersendiri. Struktur tumbuhan yang lengkap terdiri atas akar, batang, daun, bunga. Bermacam struktur tersebut merupakan stuktur yang dapat bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya dalam melangsungkan kehidupan tumbuhan.
Menyikapi permasalahan yang ada, kepada para pembaca, penyusun mencoba memperkenalkan beberapa organ dari tumbuhan yaitu mulai dari akar sampai bunga. Tema ini penyusun angkat karena, berbagai organ tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan suatu tumbuhan. Di samping itu, bila kita mampu mengkaji setiap organ dari tumbuhan tentunya akan dapat meningkatkan rasa keinginan kita untuk melihat langsung bahkan menanamnya serta memliharanya dengan baik. Seperti yang kita ketahui, beberapa jenis tanaman memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.




2. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan dan mengoptimalkan pembahasan, maka permasalahan yang diangkat pada pembahasan makalah ini hanya terbatas pada beberapa hal di bawah ini, diantaranya:
a. Bagaimanakah sifat, struktur dan apa fungsi akar?
b. Bagaimanakah sifat, struktur dan apa fungsi batang?
c. Bagaimanakah sifat, struktur dan apa fungsi daun?
d. Bagaimanakah sifat, struktur dan apa fungsi bunga?
e. Bagaimankah sifat dan struktur buah dan biji?

3. Tujuan Penulisan Makalah
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui sifat struktur dan fungsi akar.
b. Untuk mengetahui sifat struktur dan fungsi batang.
c. Untuk mengetahui sifat struktur dan fungsi daun.
d. Untuk mengetahui sifat struktur dan fungsi bunga.
e. Untuk mengetahui sifat dan struktur buah dan biji.

4. Manfaat Penulisan Makalah
Ada pun penyusunan makalah ini secara umum diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya:
a. Sebagai salah satu alternatif bacaan untuk menambah pengetahuan tentang organ pada tumbuhan.
b. Untuk mempertajam kemampuan untuk mengidentifikasi organ pada suatu tumbuhan.










BAB II
PEMBAHASAN
Organ-organ yang terdapat pada tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Akar (Radix)
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah.
a. Sifat akar dan fungsi akar
Sifat akar secara umum sebagai berikut:
 Cenderung tumbuh ke bawah atau ke samping (geotropisme).
 Umumnya berwarna kecoklatan, tidak berwarna hijau.
 Pada akar primer, floem dan xilem tersusun dalam radius yang berbeda.
 Ujung akar mempunyai zona pertumbuhan yang pendek dan dilindungi tudung akar.
 Di daerah dekat ujung akar dijumpai adanya rambut akar.
 Kondisi lingkungan seringkali mempengaruhi pertumbuhan akar.
 Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar).
Fungsi akar secara umum sebagai berikut:
 Tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena akar memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.
 Menyerap garam mineral dan air, melalui bulu-bulu akar, air masuk ke dalam tubuh tumbuhan.
 Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, misalnya ketela pohon.
 Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau, akar berperan untuk pernapasan.
 Menyokong tumbuhan agar berdiri tegak.
 Menahan berdirinya tumbuhan.
b. Struktur morfologi akar
Sistem perakaran tumbuhan dibedakan menjadi sistem perakaran serabut dan tunggang. Sistem perakaran tunggang terdapat pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Gymnospermae yang tumbuh dari bagian ujung hipokotil yang berkembang dari akar lembaga, yaitu akar primer.

Akar primer tumbuh menjadi batang akar, bercabang sebagai akar lateral. Bagian dewasa dari akar, biasanya mengalami penebalan sekunder. Pada permukaan akar sel epidermis membentuk bulu akar dan setiap ujung percabangan akar disebut kaliptra.
Sistem perakaran serabut terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae. Akar primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang sebagai akar liar (Radix adventitious). Umumnya akar serabut tidak mengalami penebalan sekunder.
Pada Monocotyledoneae, akar biasanya mati pada awal pertumbuhan dan sistem akar dari tumbuhan dewasa terdiri atas sejumlah akar serabut. Akar mempunyai struktur luar yang meliputi tudung akar, batang akar, cabang akar (pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae), dan bulu akar.


c. Struktur anatomi akar
Secara umum struktur anatomi akar tumbuhan sebagai berikut:
 Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding selnya tipis dan memiliki rambut-rambut akar.
 Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel.
 Endodermis terletak di sebelah dalam korteks, berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus, dan deretan sel-sel endodermis ini disebut pita kaspari.
 Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis, dimana berkas pengangkut terdapat di antara stele.
1. Struktur anatomi akar tumbuhan Dicotyledoneae
Jaringan Letak Fungsi
a Epidermis atau eksodermis Bagian terluar akar. Jalan masuk air dan garam mineral.
b Korteks Di sebelah dalam epidermis. Cadangan makanan.
C Endodermis Lapisan antara korteks dan perisikel. Mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh dan menyimpan zat makanan.
D Perisikel Sebelah lapisan dalam endodermis. Membentuk cabang akar dan kambium gabus.
E Xilem Bagian tengah akar. Mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah.
F Floem Di antara jari-jari yang dibentuk oleh xilem. Mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
G Empulur Bagian tengah. Menyimpan cadangan makanan.

Dicotyledoneae tersusun radial atau membentuk jari-jari. Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilingi xilem. Di antara xilem dan floem terdapat kambium. Aktivitas kambium ke arah luar membentuk unsur kulit dan ke arah dalam membentuk unsur kayu.
2. Strukutur anatomi akar Monocotyledoneae
Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil sebagai berikut:
 Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi,dan fungsi seperti pada akar tanaman Dicotyledoneae.
 Fungsi xilem dan floem sama seperti pada tanaman dikotil, tetapi letak keduanya berdekatan karena tidak memiliki kambium.
 Empulur terletak di bagian tengah serta dikelilingi xilem dan floem yang berselang-seling.

2. Batang
a. Sifat dan fungsi batang
Pada umumnya batang memiliki sifat-sifat berikut:
 Berbentuk seperti tabung (silindris).
 Terdapat ruas-ruas batang (internode) yang dibatasi buku-buku batang (node) dimana pada node terdapat daun.
 Biasanya tumbuh tegak di atas tanah menuju cahaya matahari.
 Pada tumbuhan dikotil selalu bertambah panjang dan mengadakan percabangan.
 Mengadakan percabangan yang tidak digugurkan, kecuali cabang atau ranting kecil.
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya masih pendek, misalnya pada batang yang masih muda.
Adapun fungsi batang yaitu:
 Temapat pengangkutan air dan unsur hara dari akar ke daun.
 Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari.
 Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
 Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat cadangan makanan.
b. Struktur morfologi batang
Batang tumbuhan berbiji (Spermatophyta) memiliki bagian buku batang dan ruas, kuncup atau tunas (gemma), daun serta bunga. Pada umumnya kuncup tumbuh pada buku batang.
Kuncup pada batang berdasarkan posisi pada batang dibedakan antara kuncup ujung (gemma terminalis) dan kuncup samping (gemma aksilaris). Berdasarkan perkembangannya, kuncup dibedakan antara kuncup daun atau cabang (gemma foliifera), kuncup bunga (gemma floriifera) dan kuncup campuran (gemma mixta).
Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangannya, kuncup daun/cabang batang pokok pada tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Monocaulis, batang yang pertumbuhannya didominasi oleh kuncup ujung. Kuncup lateral mereduksi perbungaan sehingga terbentuk struktur batang tunggal.
a. Monocaulis monocarpi, misalnya pada keluarga pisang (Musaceae) dan Zingiberaceae.
b. Monocaulis polycarpi, misalnya pada kelapa (Cocos nucifera) dan aren (Arenga pinnata).
2. Monopodial, batang yang pertumbuhannya didominasi oleh kuncup ujung dan kuncup lateral. Misalnya pada jati (Tectona grandis).
3. Sympodial, batang yang pertumbuhannya didominasi oleh kuncup samping, kuncup ujung pertumbuhannya lambat. Misalnya pada paku resam (Gleichenia sp.).

Batang pokok tumbuhan berdasarkan arah tumbuhnya diklasifikasikan menjadi batang tegak, condong ke atas, mendatar, dan merayap. Arah tumbuh cabang batang memiliki dua tipe yaitu tegak (artotrop) dan mendatar (flagiotrop). Dalam perkembangannya, arah tumbuh cabang batang terhadap batang pokok dibedakan menjadi tegak, condong ke atas, menggantung, dan condong ke bawah.











c. Struktur anatomi batang
Struktur anatomi batang dari luar ke dalam yaitu:
Jaringan Ciri-ciri
1. Epidermis  Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula. Pada tumbuhan kayu yang telah tua, terdapat kambium gabus.
 Aktivitas kambium gabus melakukan pertukaran gas.
 Derivat epidermis adalah sel silika dan sel gabus.
2. Korteks  Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
 Terdapat kolenkim dan sklerenkim sebagai penyokong dan penguat tubuh.
 Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung).
3. Stele (silinder pusat)  Lapisan terluar disebut perisikel.
 Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.

1. Struktur anatomi batang Dicotyledoneae
Adapun jaringan penyusun, letak, dan fungsi tiap-tiap jaringan penyusun batang Dicotyledoneae dijelaskan dalam tabel berikut:



Jaringan Letak Fungsi
a Epidermis Bagian terluar batang. Zat kitin pada batang melindungi agar tidak kehilangan air terlampau banyak.
b Korteks Di antara lapisan endodermis.  Sel-sel kolenkim sebagai jaringan penunjang.
 Sel-sel parenkim sebagai jaringan dasar, pengisi dan penyimpan zat.
c
Stele
 Perisikel
 Sebelah dalam lapisan endodermis.
 Menyelubungi berkas pembuluh batang.

Memberi kekuatan pada batang.
 Berkas pembuluh
1. Floem  Bagian dalam perisikel.
 Bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar kambium. Pengangkutan zat.

Mengangkut zat makanan hasil fotosintesis menuju ke seluruh tubuh.
2. Xilem Bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam kambium. Mengangkut air dan garam mineral yang diserap akar menuju daun.
3. Kambium Di antara berkas pembuluh xilem dan floem. Ke dalam membentuk jaringan xilem dan ke luar membentuk jaringan floem.

Khusus pada batang Dicotyledoneae dan Gymnospermae terjadi pertumbuhan batang sekunder, yaitu pertambahan besar batang disebabkan oleh pertambahan jaringan sekunder pada jaringan primer, dan merupakan aktivitas kambium. Sehingga jaringan kambium disebut titik tumbuh sekunder.
Aktivitas kambium menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun, yaitu lingkaran atau lapisan yang menunjukkan kambium melakukan pembelahan. Lingkaran tahun berupa lapisan melingkar berselang-seling berupa garis dan berguna untuk memperkirakan umur pohon.
1. Struktur anatomi batang Monocotyledoneae
Adapun jaringan penyusun, letak, dan fungsi tiap-tiap jaringan penyusun batang Monocotyledoneae dijelaskan dalam tabel berikut:
No Jaringan Letak Fungsi
a Epidermis Bagian terluar batang. Perlindungan terhadap kehilangan air.
b Meristem dasar Seluruh jaringan yang berada di bagian dalam epidermis. Pada tumbuhan Monocotyledoneae belum begitu jelas.

c Berkas pumbuluh Tersebar pada meristem dasar dan dilindungi sarung berkas pengangkut. Xilem dan floem berfungsi seperti pada tumbuhan Monocotyledoneae.

Secara morfologi terdapat perbedaan yang jelas antara batang tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Tumbuhan Dicotyledoneae umumnya mempunyai batang yang bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil serta dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Sebaliknya, batang tumbuhan Monocotyledoneae umumnya mempunyai ukuran yang relatif sama dari pangkal sampai ke ujung batang.


3. Daun (Folium)
a. Sifat dan fungsi daun
Secara umum daun mempunyai sifat berikut:
 Hanya terdapat pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.
 Biasanya berbentuk tipis melebar dan berwarna hijau.
 Daun mempunyai umur terbatas, setelah gugur akan meninggalkan bekas pada batang.
Secara umum fungsi daun sebagai berikut:
 Asimilasi makanan, terjadi proses pembuatan makanan yang digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses seterusnya.
 Respirasi, berfungsi sebagai organ pernapasan dimana terdapat stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas. Daun mengambil CO2 di udara dan melepas O2 ke udara.
 Transpirasi dan gutasi, tumbuhan yang kelebihan air dapat menyebabkan kebusukan dan mati. Sehingga air tersebut dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air melalui mulut daun/stomata.
b. Struktur morfologi daun
Secara morfologi, daun yang lengkap memiliki bagian-bagian berupa: vagina (pelepah daun), petiolus (tangkai daun), tulang daun, dan lamina (helaian daun). Daun disebut tidak lengkap jika daun tidak memiliki salah satu bagian pokok daun.
Daun tidak lengkap dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Daun bertangkai, artinya daun yang hanya memiliki helaian dan tangkai daun. Misalnya daun nangka (Artocarpus integra).
2. Daun berpelepah, artinya daun yang hanya memiliki helaian daun dan pelepah. Misalnya daun jagung (Zea mays).
3. Daun duduk, artinya daun yang hanya memiliki helaian daun saja, misalnya daun tempuyung (Sonchus arvensis).
4. Daun semu, artinya daun yang berkembang dari tangkai daun. Misalnya daun akasia (Acacia sp.).
Pada umumnya daun dikelompokkan berdasarkan susunan atau struktur tertentu.
1. Bentuk helaian daun
Bila dilihat dari posisi relatif bagian daun paling lebar, daun dikelompokkan:
a. Bagian paling lebar di bawah tengah-tengah daun, bentuknya bulat telur, segitiga, jantung, dan panah.
b. Bagian paling lebar di tengah helaian daun, bentuknya bundar, dan memanjang.
c. Bagian paling lebar di atas tengah-tengah daun, bentuknya segitiga terbalik.
d. Bagian daun sama lebar, bentuknya garis, pita, dan jarum.
2. Tepi daun
Perbedaan bentuk tepi daun diakibatkan oleh adanya torehan (sinus) di tepi daun yang menimbulkan adanya tonjolan (angulus) di tepi daun. Berdasarkan besarnya sudut sinus maupun angulus tetapi tidak merubah bentuk helaian, tepi daun dikelompokkan menjadi:
a. Bergerigi (serrate), apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut runcing, misalnya daun Lantana camara.
b. Beringgit (crenate), apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut tumpul, misalnya daun Kalanchoe pinnata (cocor bebek).
c. Bergigi (dentate), apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut runcing, misalnya daun Pluchea indica (beluntas).
d. Berombak (rephandate), apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut tumpul, misalnya daun Antigonon leptotus (air mata pengantin).
e. Rata (integer), apabila tidak ada sinus dan angulus, misalnya daun Artocarpus integra (nangka).
3. Susunan tulang daun
Tulang daun yang berhubungan langsung dengan tangkai daun merupakan tulang daun utama yang umumnya membagi daun menjadi dua sisi lateral yang disebut ibu tulang daun (costa).
Ibu tulang daun memiliki percabangan yang disebut tulang cabang atau cabang lateral. Dari cabang lateral tumbuh pertulangan daun yang terhalus yang disebut urat daun (vena).
Berdasarkan susunan cabang lateral (tulang daun), daun dikelompokkan menjadi:
a. Menyirip (penninerve), tulang daun tersusun seperti sirip ikan. Misalnya daun mangga (Mangifera indica).
b. Melengkung (arvinerve), sejumlah tulang daun melengkung tersusun seperti susunan jari dan berasal dari satu titik (ujung tangkai daun). Misalnya daun senggani (Melastoma polyanthium).
c. Menjari (palminerve), sejumlah tulang daun lurus seperti susunan jari dan berasal dari satu titik (ujung tangkai daun). Misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus).
d. Sejajar (rectinerve), sejumlah daun tersusun sejajar dari pangkal sampai ujung helaian daun. Misalnya daun alang-alang (Imperata) cyllindri


4. Bentuk ujung daun
Bentuk ujung daun dapat dibedakan menjadi:
a. Runcing, bentuk ujung bersudut runcing dengan dua sisi yang lurus dan bersudut lancip. Misalnya daun nerium.
b. Meruncing, bersudut runcing tetapi dua sisinya membelok. Misalnya daun sirsat (Annona muricata).
c. Tumpul, ujung bersudut tumpul atau kurang dari 90o. Misalnya daun sawo kecik.
d. Membulat, ujungnya tidak mempunyai sudut sehingga membulat, terdapat pada daun yang berbentuk bulat. Misalnya daun pegagan.
e. Rompang, ujung daun rata dan terdapat pada daun yang mempunyai bentuk segitiga terbalik. Misalnya daun semanggi.
f. Terbelah, bentuk ujung daun menunjukkan suatu torehan atau belahan, kadang nampak nyata. Misalnya daun sidaguri.
g. Berduri, ujung daun ditutupi oleh daun keras. Misalnya daun nanas sebrang.
c. Strukur anatomi daun
1. Epidermis
Berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan zat kutin (kutikula) atau dari lignin. Terdapat stomata yang diapit oleh dua sel penutup. Alat-alat lain yang terdapat di antara epidermis daun antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
2. Mesofil (jaringan dasar)
Terdiri atas sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan paernkim spons 9jaringan bunga karang).
3. Berkas pengangkut
Terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.

4. Jaringan tambahan
Meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
1. Struktur daun Dicotyledoneae
Adapun macam jaringan daun Dicotyledoneae, letak, fungsi dan ciri:

Jaringan Letak Fungsi Ciri-ciri
A Epidermis Menyusun lapisan permukaan atas dan bawah daun.  Melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan.
 Menjaga bentuk daun agar tetap. Terdiri dari satu lapis sel kecuali tanaman karet.
B Kutikula Melapisi permukaan atas dan bawah daun. Zat kutin untuk mencegah penguapan air melalui permukaan daun. Penebalan dari zat kutin.
C Stomata Melapisi permukaan atas dan bawah daun.  Jalan masuk dan keluarnya udara.
 Sel penjaga mengatur membuka dan menutupnya stomata. Mulut daun dengan dua sel penutup.
D Rambut dan kelenjar Permukaan atas dan bawah daun. Alat pengeluaran. Alat tambahan
E Mesofil Di antara lapisan epidermis atas dan bawah. Tempat berlangsungnya fotosintesis.  Terdiri dari sel parenkim dan banyak ruang antarsel.
 terdiferensiasi membentuk jaringan fotosintetik berisi kloroplas.
 palisade berbentuk silinder, tersusun rapat dan mengandung klorofil.
 Jaringan spons bentuknya tidak teratur, bercabang, berisi kloroplas, susunan tidak rapat.
F Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat Menyirip atau menjari.
2. Struktur daun Monocotyledoneae
Adapun macam jaringan daun Monocotyledoneae, letak, fungsi dan ciri:
Jaringan Letak Fungsi Ciri-ciri
a Epidermis dan kutikula Lapisan permukaan atas dan bawah daun.  Melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan.
 Mencegah penguapan air melalui permukaan daun. Terdiri dari satu sel dengan penebalan dari zat kutin.
b Stomata Berderet di antara urat daun. Jalan masuk dan keluarnya udara. Mulut daun dengan dua sel penutup.
c Mesofil Pada cekungan di antara urat daun. Membuat zat makanan melalui fotosintesis. Tidak mengalami diferensiasi, bentuknya seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar, kloroplas lebih sedikit, dinding lebih tebal.
d Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. Sejajar dan melengkung.



4. Bunga
Bunga lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut
1. Kelopak, umumnya bewarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saart masih kuncup.
2. Mahkota bunga, merupakan yang indah bewarna-warni.
3. Benang sari dan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
4. Putik sebagai alat kelamin betina.
5. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Fungsi utama bunga adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif. Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan yang dimulai deengan pembuahan. Pada tumbuhan berbunga pembuahan yang terjadi dimulai dengan penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota. Mahkota yang indah dan berbau menyengat menarik perhatian serangga, seperti kupu-kupu, kumbang dan lebah. Akibatnya tanpa disadari proses penyerbukan terjadi. Bagi manusia bunga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat dan bahan rempah-rempah.
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel – sel parenkimatis. Parenkim ini disebut mesofil. Parenkim ini terletak antara epidermis atas bawah.
Struktur daun mahkota sel – selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengakut yang kecil – kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila dan dilapisi kutikula.
Sementara itu, benang sari dan putik mempunyai struktur yang sangat berbeda. Secara umum benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun atas jaringan dasar yaitu sel – sel parenkimatis. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin stomata. Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdaat lokulus (ruang sari) yang berbutir-butir serbuk sari.
Putik (pisitilium) mempunyai struktur yang sangat kompleks, seperti telah dikemukakan, bagian – bagian yang menyusun putik adalah daun – daun yang telah mengalami metamorfosis yaitu daun buah (carpellum). Daun – daun buah itulah yang akhirnya merupakan bagian buah paling luar.
5. Buah dan Biji
Apabila serbuk sari dan telah masak dan terjadi penyerbukan yang diikuti pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Sementara itu, bakal biji yang terdapat dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Buah yang semata – mata terbentuk dari bakal buah disebut buah telanjang atau buah sejati. Sementara itu, buah yang terjadi selain dari bakal buah tetapi oleh bagian bunga yang lain disebut buah palsu atau semu.
Pada umumnya biji terdiri atas bagian – bagian seperti kulit biji, tali pusar, inti biji atau isi biji.
Kulit biji merupakakan bagian terluar biji dan berasal dari selaput bakal biji. Pada umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan sebagai berikut.
a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit ari.

Sementara itu, pada tumbuhan biji terbuka, (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari 3 lapis sebagai berikut:
a. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya merah.
b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras dan berkayu.
c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat pada inti.
Bagian lain dari biji adalah tali pusar disebut juga tangkai biji. Setelah biji masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada bijinya hanya tampak berkas yang dikenal sebagai pusar biji.
Bagian lain dari biji adalah inti biji. Inti biji adalah semua bagian biji yang terdapat dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas lembaga yang merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen) yang merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.













BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan tersusun atas sel. Di dalam setiap sel hidup terdapat protoplasma yang dibatasi oleh dinding sel, dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme terjadi.
Secara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Akar tumbuh ke dalam tanah, sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah. Pada batang terdapat daun yang berfungsi menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui transpirasi. Selain itu batang juga berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun dan lewatnya hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan. Ada tumbuhan yag berbunga sempurna dan ada yang berbunga tidak sempurna. Bunga sempurna memiliki benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina.
Bunga yang tidak sempurna ada yang memiliki benang sari, tetapi tidak memiliki putik. Bunga yang demikian disebut bunga jantan. Sementara bunga yag tidak memiliki benang sari, tetapi memiliki putik disebut bunga betina. Ada tumbuhan yang berbunga tunggal, yaitu jika pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga. Ada pula tumbuhan yag berbunga majemuk, yaitu jika pada satu tangkai terdapat banyak bunga membentuk suatu rangkaian/ karangan. Dari bunga inilah akan tumbuh buah dan biji.
Keseluruhan dari organ tersebut berperan penting dalam proses kehidupan suatu tumbuhan. Akar, batang dan daun merupakan bagia yang tidak dapat terpisah dari suatu tanaman. Karena organ-organ tersebutlah terbentuk berbagai macam tumbuhan.


2. Saran
Setelah mengetahui bentuk, struktur dan fungsi dari berbagai organ tumbuhan, penyusun menyarankan bagi para pembaca khususnya yang berminat dalam bidang pertanian agar dapat benar-benar memahami organ – organ pad tumbuhan. Dengan memahami organ tersebut, maka kita akan tahu bagian mana saja yang dapat dikembangbiakan secara generatif atau bagian mana saja yang memilki nilai ekonomis yang tinggi.
Namun, kita juga perlu memilki jiwa yang tidak hanya memanfaatkan suatu tumbuhan tetapi mau melestarikan dengan menanam berbagai macam tumbuhan. Bila hal ini tidak kita miliki, maka generasi penerus kita tidak akan pernah bisa mengenal suatu tananaman secara nyata, di samping itu akan terjadi bencana di lingkungan sekitar kita dan pemanasan global akan semakin meningkat. Maka dari itu, marilah kita mulai mencintai tumbuhan dengan menanam dan memelihara tumbuhan.


















DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, E.S, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Ibayati, Yayat. 2006. Panduan Menguasai Biologi. Bandung: Ganeca.

Sembiring, M.Sc, Ph.D, Langkah, dkk. 2006. Biologi Untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Sunda Kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar