Selasa, 17 April 2012

MIKROBIOLOGI.. Makalah Oleh Frandian, Tri Juniati, Dhea Marsela, Nurhayti. Prodi Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

RESUME




Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun berfotosintesis, alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman ( akar, batang dan daun). Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula yang bersifat multiseluler. Warna sebagian besar alga dipengaruhi klorofil a ( pigmen penyerap cahaya) dan pigmen fotosintesis lainnya yang dikenal sebagai karotenoid dan biloprotein ( disebut juga fikobilin ). Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air. Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah yang larut dalam air.
Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi identik. Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis dan menyimpan pati. Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang disebut gametangia.

STRUKTUR VEGETATIF ALGA
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan.
Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet-deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang ( holdfast ) yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk seperti pisau atau silet. Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki xilem dan floem. Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak memiliki lignin ( tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman. Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau pisau yang berisi rongga udara disebut pneumatocyst.

DAUR HIDUP ALGA
Alga bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru. Reproduksi aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis ( pembelahan inti), selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang berlawanan pada sel dan sel membelah menjadi dua sel ( sitokinesis ). Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan motil, dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh alga yang hidup didarat.
Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina) berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma) berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami.

FISIOLOGI ALGA
Sebagian besar alga ditemukan di perairan, laut maupun air tawar dan lokasinya tergantung pada keberadaan nutrisi, panjang gelombang cahaya dan permukaan substrat untuk tumbuh. Namun ada juga alga yang ditemukan ditanah. Beberapa spesies alga hidup di salju dan es didaerah kutub dan puncaknya gunung. Beberapa alga hidup pada sumber air panas dengan temperatur berkisar 70o C, meskipun temperatur optimal untuk alga termal ini adalah diantara 50-54oC.
Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid dan fikobilin. Semua pigmen fotosintesis ini terdapat pada kloroplas. Seluruh alga memiliki klorofil a yang terdapat pada semua organisme fotosintetik kecuali bakteri fotosintetik.
Klorofil yang lain adalah klorofil b,c,d dan e. Ada dua macam karotenoid, yaitu karoten dan xantofil. Ada dua macam fikobilin yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen-pigmen lain dapat menutupi klorofil. Contohnya, beberapa alga berwarna cokelat karena memiliki pigmen xantofil dan karoten dalam jumlah besar menutupi warna hijau yang dipantulkan oleh klorofil. Beberapa alga tidak berwarna dan tidak melakukan proses fotosintesis sehingga dianggap sebagai protozoa oleh beberapa ilmuwan.
Hasil fotosintesis alga disimpan sebagai produk cadangan makanan dalam bentuk granul atau globul dalam sel-selnya. Misalnya, alga hijau biru menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati. Beberapa alga lain menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk minyak atau lemak.

KLASIFIKASI ALGA
Alga diklasifikasikan antara lain berdasarkan pigmen, produk cadangan makanan, flagela, struktur dinding sel, organisasi sel, sejarah hidup dan reproduksinya. Dikenal lima belas filum alga yaitu :
1. Cyanophyta ( Cyanobacteria, alga hijau-biru )
2. Rhodophyta ( Alga merah )
3. Euglenophyta
4. Cryptophyta
5. Pyrrophyta
6. Raphidophyta
7. haptophyta
8. Chrysophyta ( Alga cokelat keemasan )
9. Xanthophyta ( Alga hijau-kuning )
10. Chlorophyta ( Alga hijau )
11. Eutigmatophyta
12. Phaeophyta ( Alga cokelat )
13. Prasinophyta
14. Baccilariophyta
15. Glaucophyta

Filum Cyanophyta ( Cyanobacteria, alga hijau-biru )
Cyanophyta adalah alga hijau-biru, bersifat uniseluler, berfilamen atau berkolonial, tidak memiliki membran internal dan tidak memiliki organel termasuk nukleus. Warna alga ini hijau-biru, hijau-hijau, ubgu, cokelat, merah-jingga tergantung pada konsentrasi pigmen klorofil, fikosianin dan fikoeritrin. Contoh filum ini adalah Oscillatoria, Nostoc dan Spirudina.


Filum Rhodophyta ( Alga merah )
Warna merah pada Rhodophyta disebabkan oleh dominasi pigmen fikosianin dan fikoeritrin pada kloroplas. Thallus bercabang dan dapat tumbuh dilautan dalam. Pigmen merah memudahkan penyerapan sinar biru UV yang mempenetrasi jauh kedalam laut. Rhodophyta biasa digunakan untuk media mikrobial. Umumnya alga tergolong dalam filum ini merupakan alga uniseluler, alga berfilamen atau pseudoparenchymatous ( tidak memiliki tahap flagela ). Penyimpanan makanan sebagai hasil fotosintesisnya bervariasi, termasuk pati yang berwarna merah yang unik pada alga merah. Contoh filum ini adalah Gracillaria Sp, sebagian besar alga merah bersifat toksik.

Filum Euglenophyta ( Euglenoid )
Umumnya Euglenophyta merupakan alga uniseluler, bersifat fakultatif autotrof, bergerak aktif menggunakan satu atau dua flagela. Reproduksi terjadi melalui pembelahan biner. Sel Euglena tidak kaku dan tidak memiliki dinding sel yang berisi selulosa. Beberapa spesies memiliki bintik mata merah yang jelas. Terdapat vakuola kontraktil didalam sel untuk mencerna zat buangan. Fotosintesis dilakukan dalam kloroplas dan hasilnya disimpan dalam bentuk butiran paramilon yang disebut pirenoid. Contoh filum ini adalah Euglena, Phacus dan Trachelomonas.

Filum Cryptophyta ( Cryptomonad )
Alga yang tergolong kedalam filum Cryptophyta memiliki dua flagela yang tidak sama. Sel-selnya memipih, berbentuk sandal dan dijumpai sendiri-sendiri ( uniseluler ). Beberapa spesies memiliki dinding sel. Sedangkan beberapa yang lain telanjang. Sel membelah secara membujur. Sel berwarna coklat, biru, biru-hijau, merah-cokelat dan kuning-cokelat, tergantung pigmen tambahan selain kloroplas. Bahan cadangan makanan disimpan dalam bentuk pati. Contohnya : Chilomonas dan Cryptomonas.

Filum Pyrrophyta ( Dinoflagelata )
Filum ini meliputi Dinoflagelata yang motil dan fitodinand yang nonmotil tetapi membentuk zoospora dengan flagela, secara kolektif disebut plankton ( organisme yang terapung bebas ). Alga dalam filum ini, merupakan alga uniseluler dengan dua flagela. Beberapa Dinoflagelata memiliki dinding sel yang terdiri atas lempengan-lempengan yang mengandung selulosa, menyebabkan adanya struktur kaku pada sel. Hidupnya diair tawar maupun air laut. Reproduksi sebagian besar dengan reproduksi aseksual yaitu melalui pembelahan sel. Bahan cadangan makanan disimpan dalam bentuk pati dan minyak. Beberapa anggota Dinoflagelata memproduksi neurotoksin contohnya adalah Gymnodinium brave dan Alexandrium sp, yang memproduksi saxitoksin yang menyebabkan paralytic shellfish poisoing (PSP), yaitu toksin yang terkonsentrasi saat sejumlah besar Dinoflagelata dimakan moluska dengan PSP yang terkonsentrasi didalamnya dapat terkena PSP tersebut.

Filum Baccilariophyta ( diatom )
Kelompok ini terdiri dari diatom-atom, terdapat didalam air tawar maupun air laut serta dalam tanah lembab. Diatom merupakan bentuk plankton yang menjadi bahan makanan bagi hewan di air. Diatom dapat bersifat uniseluler, berkoloni ataupun membentuk filament. Setiap sel mengandung satu nukleus serta plastida-plastida yang masih berbentuk pita.
Alga ini membentuk cangkang ( dinding sel kompleks ) yang mengandung pectin dan silica. Deposit cangkang yang diakibatkan oleh pertumbuhan yang berabad-abad disebut diatomit atau tanah diatom. Diatomit dimanfaatkan sebagai bahan insulasi, sebagai bahan dasar kosmetik. Alga ini memproduksi domoic acid, yaitu toksin yang umumnya akan terkonsentrasi pada remis. Gejala keracunan toksin ini berupa diare sehingga kesadaran. Contoh filum ini adalah Isthmia nervosa dan Pridinium sp.


Filum Raphidophyta
Sel alga dari filum Raphidophyta berwarna kuning-hijau akibat adanya dominansi pigmen diatoxantin pada kloroplas. Raphidophyta merupakan alga uniseluler. Tersusun dorsiventral dan tidak memiliki dinding luar. Alga ini memiliki dua flagela yang muncul pada bagian ujung sel. Penyimpanan makanan dalam bentuk minyak.

Filum Haptophyta
Sel alga dari filum Haptophyta berwarna keemasan atau kuning-cokelat akibat adanya dominasi pigmen fukosantin. Haptophyta merupakan alga uniseluler dan motif dengan dua flagela. Alga ini juga memiliki tahap amoeboid, kokus dan filamenus. Dinding sel umumnya mengalami klasifikasi. Diantara kedua flagela terdapat tonjolan yang disebut haptonema. Makanan disimpan oleh Haptophyta dalam bentuk laminarin contoh filum ini adalah Calcidiscus sp.


Filum Crysophyta ( Alga cokelat keemasan )
Crysophyta merupakan alga yang berwarna cokelat keemasan. Warna sel yang keemasan hingga kuning-cokelat tergantung pada dominasi pigmen tambahan sel Crysophyta berbentuk bulat dan terkadang terus memperbanyak diri dalam matriks bergelatin membentuk massa yang disebut palmeloid. Alga ini berfilamen atau parenchymatous.
Umumnya Crysophyta bersifat motil dan memiliki satu atau dua flagela yang panjangnya tidak sama. Alga ini tidak memiliki dinding sel luar, dan terkadang terdapat silica dalam dinding sebagai sisik. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan biner, tetapi terkadang juga dilakukan secara seksual dengan isogami. Bahan makanan hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk minyak atau leukosin. Contoh filum ini adalah Ochromonas sp.



Filum Xanthophyta ( Alga hijau-kuning)
Xanthophyta merupakan alga hijau-kuning dan menggambarkan keadaan antara Chrysophyta dan Chlorophyta. Sel-selnya motil dengan dua flagela yang panjangnya tidak sama. Dinding sel sering kali berisi silika. Umumnya sel bersifat uniseluler, membentuk koloni, berfilamen, ataupun berbentuk tabung. Bahan makanan hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk minyak. Contoh filum ini adalah Vaucheria sp. yang tersebar luas ditanah lembab maupun diair, contohnya lainnya adalah Heterothrix sp. Gambar 1: Heterothrix sp

Filum Chlorophyta ( Alga Hijau )
Alga hijau terutama terdiri dari spesies yang hidup diair tawar, namun ada pula spesies yang hidup dilingkungan lembab seperti pada tanah, bebatuan yang lembab atau pada batang pohon. Beberapa spesies hidup bersimbiosis dengan organisme lain dan disebut lichen. Struktur tubuh alga hijau bervariasi mulai dari sel tungga, berbentuk koloni hingga multiseluler. Sebagian besar organisme ini mengandung satu kloroplas dalam setiap sel yang berisi pusat pembentukan pati yang disebut pirenoid. Dinding sel terbuat dari selulosa. Alga hijau memiliki flagela, dinding sel selulosa dan berkembang biak dengan membelah diri, pembentukan zoospora aseksual berflagela atau secara seksual dengan isogami atau heterogami bahan makanan hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk pati. Contoh filum ini adalah Chlamydomonas sp dan Ulva sp.
Ada bermacam-macam tipe morfologi yang lain pada ganggang hijau dari sel tunggal sampai membentuk pada koloni. Banyak ganggang hijau uniseluler dapat bergerak-gerak karena adanya flagela. Beberapa spesies dilengkapi alat pelekap menjangkarkannya pada benda yang terendam air atau tumbuhan air. Setiap sel mempunyai satu nukleus dan satu kloroplas besar yang berbentuk mangkuk pada kebanyakan spesies.
Pada reproduksi aseksual, individu yang berenang bebas menjadi nonmotil, karena flagelanya menghilang, kemudian menjalani pembelahan protoplas secara membujur sehingga terbentuklah protoplas anak sebanyak dua, empat atau delapan. Sel-sel anak itu membentuk dua flagela masing-masing dan membangun dinding sel yang baru. Kemudian dilepaskan dari sel induknya. Daur ini dapat berulang-ulang tak terhingga dalam biakan laboratorium atau di alam.
Dalam beberapa kasus, sel-sel anak tidak membentuk flagela dan tidak dapat melepaskan diri, melainkan sel-sel itu terus saja memperbanyak diri di dalam matriks yang lebih kirang bergelantin. Masa sel yang sebentuk demikian itu dinamakan stadia Palmeloid. Pembentukan stadia itu di tentukan oleh keadaan alam sekitarnya yang pada umumnya menguntungkan bagi pertumbuhan tetapi tidak untuk motilitas. Walaupun demikian, setiap sel individu, dapat memventuk flagela dan membebaskan diri dari masa tersebut. Stadia palmeloidnterdapat banyak pada ganggang sebagai fase perkembangan predominan ataupun terjadi sekali-sekali saja.
Selain alga multiseluler yang motil seperti chalamydomonas, juga algae hijau uniseluler yang nonmotil tersebar luas. Salah satu yang paling penting diantaranya ialah Chorella, yang telah dimanfaatkan sebagai sistem hayati di laboratorium dalam banyak penelitian tentang fotosintesis dan persediaan makanan tambahan.
Prototheca, biasanya dianggap Cholorella tak berwarna diketahui menjadi patogen pada manusia. Desmid adalah ganggang hijau yang mempunyai bentuk serta pola yang beraneka ragam yang menarik. Setiap sel terdiri dari dua belahan yang simetris (semisel) berisikan satu atau lebih kloroplas.









Gambar 1: Alga Hijau Gambar 2: Alga Hijau
















DAFTAR PUSTAKA

J. Pelczar, Jr, Michael dan E.S.C. Chan. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Pryantoro, Adi. 2010. Ciri – Ciri Cholorophyta (Alga Hijau). Tersedia di http://adios19.wordpress.com. Diakses tanggal 1 Oktober 2011.

Andrita SPd, Sesilia. Alga Nonvascular. Tersedia di http://cyeciliapical.blogspot.com. Di akses tanggal 1 oktober 2011

Pernita MSi, Ratih. Pengantar Algae. Tersedia di http://ratihblog08.blogspot.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar