Jumat, 25 November 2011

Gen Letal

Di Susun Oleh Kelompok II:
1. Jamal
2. Siti Purwasih
3. Frandianus Agustinus

Kelas B5...
STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Genetika adalah ilmu pengetahuan dasar dalam usaha penyediaan bibit tanaman maupun ternak yang unggul dalam bidang pertanian dan perternakan, dibidang kedokteran dalam hal ini lingkup ilmu genetika sangat luas membahas masalah peranan kromosom, pewarisan sifat genetik dan antropologik, terjadinya cacat mental dan fisik yang disebabkan oleh kromosom. Timbulnya penyakit akibat kesalahan metabolisme bawaan, respon tubuh terhadap obat, tranplantasi, penyakit autoimun dan golongan darah, keturunan pada kanker, diagnisis kelainan genetik sebelum bayi lahir, identifikasi bayi tertukar ataupun adopsi. Termasuk salah satunya tetntang gen letal yang melatarbelakangi penulisan makalah kami ini.
Memang sangat sukar dijalankan penelitian genetika dengan obyek manusia ada beberapa alasan diantaranya:
1. Manusia tidak mau apakah dalam keluarganya terdapat penyakit/ kelainan/cacat genetik.
2. Penelitian tidak mungkin memeksakan suatu perkawinan untuk kepentingannya
3. Suatu keluarga sekarang relatip memilih KB sehingga sulit untuk memperoleh rasio populasi yang diharap.
4. Umur manusia yang terlalu panjang,sehingga penelitinya sudah meninggal sebelum hasilnya didapat.
5. Jumlah kromosom 46 pada manusia termasuk banyak sehingga teramat sukar diamati dan dihitung.





B. RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih memfokuskan dan mengoptimalkan pembahasan, maka permasalahan yang diangkat pada pembahasan makalah ini hanya terbatas pada gen letal saja. Ada pun masalah yang kami angkat yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan gen letal?
2. Terbagi dari apa sajakah gen letal itu?
3. Bagaimana pengaruh gen letal terhadap mahkluk hidup?

C. MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Dalam setiap pembahasan dari setiap masalah sudah pasti mempunyai maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Berhubungan dengan hal tersebut, ini sangat penting untuk tercapainya suatu tujuan dalam penulisan suatu karya tulis/makalah. Maka ada pun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan kesadaran akan pentingnya penulisan karya tulis.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara ilmiah.
3. Meningkatkan motivasi untuk menganalisis, menelaah suatu permasalahan dan mengambil kesimpulan seta memberi saran bagaimana baiknya.
4. Secara khusus dapat mengetahui pengertian dari gen letal dan pengaruh gen letal terhadap mahkluk hidup itu sendiri.








BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. PENGERTIAN GEN LETAL
Gen letal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik dapat menyebabkan kematain individu yang dimilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan dan ada pula yang resesip. Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu individu yang bersangkutan menjelang dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal dominan biasanya menyebabkan letal dalam susunan homozigot, sedangkan dalam sususunan heterozigot ada yang subletal, ada pula yang bisa hidup sehat sampai dewasa dan berketurunan. Yang heterozigot seperti halnya letal resesif, mewariskan karakter buruk itu kepada keturunan. Bedanya dengan letal resesif, heterozigot letal dominan ada memperlihatkan fenotipe cacat atau kelainan, sedangkan heterozigot letal resesif tidak ada, artinya hidup normal dan tak memperlihatkan kelainan.

B. LETAL RESESIF
1. Albino Pada Tanaman
Pada tanaman karakter albino tergolong letal, karena tak mengandung klorofil yang mutlak dibutuhkan untuk fotosintesis. Karena tanaman itu tak dapat hidup saprofit atau parasit maka ia pun tidak dapat membuat makanan organis, lalu mati. Ini sering dijumpai pada tanaman jagung.
Karakter letal ini bersifat resesif oleh gen G-g.
G= normal, ada klorofil
g= albino, tidak berklorofil

Tanaman normal bergenotipe GG. Yang heterozigot Gg hidup terus sampai berbunga dan berbuah, tapi kekuningan.yang homozigot resesif gg mati waktu kecambah.
Karena gg mati waktu berkecambah berarti individu yang bergenotipe demikian tidak bisa berketurunan. Kelainan itu diwariskan kepada keturunan melalui individu heterozigot Gg.
Sebagai contoh apabila jagung kekuningan dikawinkan sesamanya terdapat benih yang memiliki ratio penotif 1normal: 2 kekuningan: 1albino. Beberapa hari kemudian kecambah albino mati dan yang tumbuh terus sampai dewasa dan berbuah memiliki ratio 1 normal: 2 kekuningan. Jadi disini ratio penotif waktu dewasa ialah 1:2 antara normal dan kekuningan.
P: Gg X Gg
(Kekuningan) (Kekuningan)


♀ G g
G GG Gg
g Gg gg
F:







Ratio F1 : Geno: Kecambah : 1GG : 2Gg : 1gg
Dewasa : 2Gg : 1gg
Feno : Kecambah : 1 Nor : 2 Kekuningan:1Albino
Dewasa : 1 Normal : 2Kekuningan.




2. Sapi “bulldog”
Diantara gen letal resesif yang banyak itu, yang paling terkenal ialah pada sapi bulldog. Yakni bayi sapi yang lahir mirip anjing bulldog, karena bentuk kepala dan moncongnya aneh. Biasanya anak sapi bulldog digugurkan (abortus) saat berumur 6-8 bulan dalam kandungan.
Sapi bulldog turunan dari sapi ras Dexter. Sapi ini bertubuh pendek, dan secara gen terbukti bergenotipe heterozigot, berarti karrier terhadap gen letal.
Jika sapi Dexter dikawinkan sesamanya, ¼ bagian anak mereka bolldog. ½ persis seperti P yakni Dexter dan ¼ normal. Yang normal ini bertubuh biasa disebut sapi Kerry. Karena yang bulldog mati setelah lahir maka perbandingan penotif setelah lahir itu ialah 2:1 antara dexter dan Kerry. Simbol gennya: D-d (D dari kata Dexter.)

P: Dd X Dd
(Dexter) (Dexter)


♀ D d
D DD Dd
d Dd dd
F:







Ratio F1 : Geno : 1DD : 2Dd : 1dd
Feno : 1Kerry : 2Dexter : 1Buldog (setelah beberapa waktu kelahiran (1Kerry : 2Dexter)


3. Kelinci Pelger
Anomali Pelger ini, yang homozigot resesif ini biasanya mati sebelum lahir atau segera setelah kelahiran, Yang heterozigot ini disebut kelinci pelger
Simbol genetis P-p (dari kata Pelger). Jika kelinci Pelger kawin sesama, maka ¼ atau 25% anak mereka mati waktu sebelum lahir.
P: Pp X Pp
(Pelger) (pelger)


♀ P p
P PP Pp
p Pp Pp
F:







Ratio F1 : Geno: 1PP : 2Pp : 1pp
Feno : 1 prk: 2 plt : 1 pth (pth mati waktu lahir)


4. Rubah Platina
Rubah normal bulunya berwarna merah, ada warna platina (kelabu kebiruan), ada pula perak dan hitam.
Kalau platina dikawinkan sesama, ternyat ada ¼ bagian anak mereka yang berbulu putih dan mati saat lahir atau beberapa hari setelah lahir (paling tahan sebulan). Ternyata pula ¼ anak mereka itu berwarna perak dan ½ lagi platina seperti P. Itu bearti bahwa karakter warna bulu platina itu bersifat letal. Rubah platina ternyata heterozigot Pp, sedangkan perak homozigot dominan PP
P: Pp X Pp
(Platina) (platina)

Ratio F1 : Geno: 1PP : 2Pp : 1pp
Feno : 1 Normal : 2 Perger : (pp mati waktu lahir)

5. Pada manusia dikenal gen letal resesip I yang bila homozigotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichytosis congenita. Kulit menjadi kering dan betanduk. Pada permukaan tubuh terdapat bendar-bendar berdarah. Biasanya bayi telah mati dalam kandungan.
P betina Ii x jantan Ii
normal normal
F1
Jantan
betina I i
I II
normal Ii
normal
i Ii
normal ii
letal








C. LETAL DOMINAN
1. Ayam berjambul
Karakter ayam berjambul diamati pertama kali oleh Charles Darwin (1887). bulu di kepala panjang dan tegak. Ayam ini nampak menarik dan banyak disenangi orang sehingga diternakan sebagai binatang kesayangan. Ayam berjambul itu bergenotipe heterozigot Crer. Yang homozigot dominan (CrCr) mati waktu embrio dierami sekitar 10 hari (normal 21 hari). Jika diperiksa tengkorak embrio itu, ternyata lobang tulang dahi itu besar sehingga otak daerah cerebrum menjulur, membentuk burut (hernia).
Jika ayam berjambul dikawinkan sesamanya maka ¼ bagian telurnya tak menjadi. Dari yang menetas 1/3 tak berjambul (normal), 2/3 lagi berjambul.
Crcr x Crcr
(berjambul) (berjambul)

Ratio: Geno: 1CrCr: 2Crcr: 1crcr
Feno: 2jbl: 1nor.

2. Ayam Redep
Pada ayam ada gen dominan yang menyebabkan kematian waktu embrio dalam susunan homozigot. Yang heterezigot dapat hidup, tapi memiliki keabnormalan atau cacat. Alel resesif gen itu rupanya adalah gen yang asli, yang berperanan mengatur pertumbuhan tulang, khususnya differensiasi tulang rawan. Alel mutatnya yang dominan menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu.
Yang heterozigot memiliki anggota pendek, baik kaki maupun sayap. Disebut redep atau creeper. Simbol genetis: Cp-Cp. Yang homozigot dominan (CpCp) kalau diperiksa memiliki aneka kelainan atau cacat (sindroma): mata bercelah, tubuih lebih kecil, tak ada kelopak mata, kepala rusak, rangka tak mengalami osifikasi.

P: Cpcp x Cpcp
(redep) (redep)





♀ Cp cp
Cp CpCp Cpcp
cp Cpcp cpcp
F:







Ratio F1 : Geno: 1 CpCp : 2 Cpcp : 1cpcp
Feno : 2 Redep : 1 Normal

Umumnya CpCp mati ketika embrio dierami 3 hari. Kadang ada yang tahan sampai 19 hari eraman, dekat waktu menetas.meski ayam Cpcp hidup dengan kaki pendek, redep, dan nampak biasa, tapi sesungguhnya ia menggandung penyakit keturunan khronis, yang disebut achondroplasia (chondrodystrophy).
Tabel di atas memperlihatkan keturunan redep kalau kawin sesamanya. Ratio fenotip F1-nya ialah: 2redep: 1normal. Karena dari ratio genotipe 1CpCp: 2Cpcp: 1CpCp mati embrio.

3. Orang brachydactyly
Brachydactyly, ialah orang yang berjari pendek. Cacat keturunan ini diturunkan secara dominan. Dalam susunan homozigot dominan menyebabkan kematian dalam masa embrio, persis seperti ayam redep. Simbol untuk brachydactyly ialah Bd, dan alel bd untuk normal.
Kalau orang brachydactyly kawin sesamanya, maka ratio anak mereka yang mungkin lahir ialah: 2brachy: 1nor.



P: ♂ Bd bd X Bd bd ♀


♀ Bd bd
Bd Bd Bd Bd bd
bd Bd bd bd bd
F:







Ratio F1 : Geno: 1 Bd Bd : 2 Bd bd : 1 bd bd
Feno : 2 Brach : 1 Normal

4. Tikus kuning
Pada tikus dikenal pula gen kematian. Pada dasarnya gen asli ialah mengatur pigmentasi kulit (bulu). Tapi rupanya setelah bermutasi selain menumbuhkan pigmentasi abnormal, juga dapat menyebabkan kematian waktu embrio jika dalam susunan homozigot.
Gen kematian pada tikus itu ialah Y, dan alel resesif y merupakan alel normal. (Y berasal dari kata: yellow).

P: ♂ Yy X Yy ♀
(Kuning) (Kuning)

♀ Y y
Y YY Yy
y Yy yy
F:






Kalau tikus bergenotipe Yy fenotipnya berbulu kuning dan gemuk. Bergenotipe YY tak ada, berarti mati waktu embrio. Bergenotipe yy ialah tikus normal, bulunya kelabu. Tikus kuning sesamanya, akan memiliki anak dengan ratio: 2kuning: 1normal (kelabu).

D. LETAL RANGKAI KELAMIN
Pada Drosophila, ayam dan merpati dikenal dengan adanya gen rangkai kelamin yang bersifat letal. Gen itu terletak pada fragmen nonhomolog kromosom X. Sesungguhnya bersifat resesif, tapi pada jantan yang hemizigot, bisa jadi letal. Oleh kehadiran gen letal pada kromosom X ini maka ½ bagian anak yang jantan akan mati waktu embrio. Di sepihak ini bermanfaat bagi manusia untuk membuat keturunan suatu serangga yang makin susut, di pihak lain merugikan jika terdapat pada ayam yang perlu untuk peternakan.
Kromosom X yang mengandung gen mutant yang jadi letal itu diberi simbol X’. Skema sebagai berikut:
P: ♂ XX x XV ♀

♀ X X’
X XX XX’
Y XY X’Y
F:







Ratio : 1XX: 1XX’: 1XY: 1X’Y
2 hidup: 1 hidup: 1 mati larva.
Letal rangkai kelamin pada Drosophila.



BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gen letal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik dapat menyebabkan kematain individu yang dimilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan dan ada pula yang resesip. Gen letal ialah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot. Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu individu yang bersangkutan menjelang dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada individu heterozigot.
Peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper), yaitu ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai genotipe heterozigot (Cpcp). Ayam dengan genotipe CpCp mengalami kematian pada masa embrio. Apabila sesama ayam redep dikawinkan, akan diperoleh keturunan dengan nisbah fenotipe ayam redep (Cpcp) : ayam normal (cpcp) = 2 : 1. Hal ini karena ayam dengan genotipe CpCp tidak pernah ada.
Sementara itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman jagung. Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah cadangan makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg memiliki warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.


B. SARAN
Dari keterangan dimuka dapat diketahui, bahwa gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan memperlihatkan sifat cacat, tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal resesip.
Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan tetapi tidak pada manusia.
Kemampuan mendieliminir gen letal hendaknya harus dilakukan oleh kita semua, terutama bagi mereka yang bekerja/berwiraswasta di bidang peternakan atau pertanian. Dengan memiliki kememampuan mendieliminir gen letal ini, tentunya akan dapat menghasilkan hasil yang lebih unggul yang tentunya kan mendapatkan produk/panen yang baik dengan kualitas yang baik.

1 komentar:

  1. ini dari berbagai sumber, maaf saya lupa menerbitkan daftar pustakanya..

    daftar pustaka dari buku-buku Kuliah dari berbagai terbitan

    BalasHapus